Ketua, Rekan Sejawat dan Perpisahan

Bertempat di ruang utama Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya, Selasa, 3 Agustus 2021 pukul 10.00 WIB pengantar tugas atas Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dan empat Hakim dilaksanakan. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Bapak Subur, MS, SH, MH. dimutasi ke Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung, sedang empat orang Hakim lainnya yaitu Bapak H. Bambang Wicaksono, SH, MH. dimutasi ke Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar, Bapak Fajar Wahyu Jatmiko, SH. dipromosikan menjadi Wakil Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Manado, Bapak Erly Suhermanto, SH. dimutasi ke Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung dan Bapak Ardoyo Wardhana, SH, MH. dimutasikan juga ke Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung.

Dalam pengantar tugas tersebut, dimulai dengan penyampaian laporan oleh Ketua pelaksana kegiatan Husein Amin Effendi, SH, MH. yang pada pokoknya menyampaikan kegiatan ini dilaksanakan lebih awal mengingat Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya pada minggu depan sudah harus melaksanakan pelantikan sebagai Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung begitu juga dengan keempat Hakim lainnya yang harus segera melaksanakan tugas ditempat yang baru.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan penyampaian kesan dan pesan dari kantor yang dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya Bapak Djoko Prijono, SE. serta kesan pesan dari rekan sejawat yang diwakili oleh Andri Swasono, SH, M.Kn. kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dan keempat Hakim yang dimutasi.

Bapak Ketua beserta keempat hakim yang dimutasi juga berkesempatan menyampaikan kesan dan pesan selama bertugas di PTUN Surabaya. Pada penyampaian kesan dan pesan, Bapak Subur menyampaikan telah bertugas selama hampir setahun lebih di PTUN Surabaya dan mengingatkan pentingnya kebersamaan ditengah pandemi serta tagline yang paling populer “Saudara Tidak Harus Sedarah”

Acara kemudian dilanjutkan dengan menampilkan kenangan dari mereka yang diantarkan tugasnya melalui audio visual yang diiringi dengan narasi oleh ibu Katherina yang terkadang membuat semua yang hadir sedih, menangis namun terkadang tertawa mengingatkan peristiwa yang dilalui dimasa lalu, dan akhirnya acara ditutup dengan doa oleh bapak Asnawi.

“Baju batik warnanya merah…Ada motif bunga melati”

“Berat hati kami untuk berpisah…Dengan Bapak-Bapak Hakim yang baik hati”